Selasa, 28 Maret 2017

Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan munculnya peraturan dari pemerintah.
Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
1.    Kurang organisasi yang wajar
2.    Kurangnya perencanaan yang memadai
3.    Kurang personil yang handal
4.    Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah  memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.


STRATEGI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR PASANG AIR LAUT (ROB) (STUDI KASUS ROB DI KOTA SEMARANG)

I                I.       Latar Belakang
Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia terutama di pulau Jawa dengan tingkat ancaman bencana yang cukup tinggi. Salah satu ancaman bencana di kota Semarang adalah banjir pasang-surut atau lebih dikenal dengan banjir rob. Selain karena tingginya air pasang di Laut Jawa, sejumlah akibat banjir rob diantaranya adalah kenaikan muka laut akibat  global warming (Wirastriya, 2005) dan juga adanya penurunan permukaan tanah (land subsidence) (Gumilar, dkk, 2009), yang juga mempunyai peran dalam perluasan genangan banjir rob tersebut. Pada masa yang akan datang dampak genangan rob diprediksikan akan semakin besar dengan asumsi faktor kenaikan muka air laut dan penurunan muka tanah meningkat secara konstan.

Dampak negatif dan kerugian dari peristiwa genangan rob akan semakin terasa dengan bertambahnya luas genangan banjir rob dari tahun ke tahun (Diposaptono, dkk, 2009). Hal ini membuat  pentingnya menyusun pemetaan risiko banjir rob kota Semarang, dan strategi penanggulangannya untuk meminimalisir dampak dan kerugian dari bencana. Perlunya suatu pengelolaan risiko bencana dan penyusunan strategi penanggulangan yang matang dalam mengatasi permasalahan genangan banjir rob di kota Semarang yang cepat, tepat, dan efisien.

                 II. PEMBAHASAN
a.      Definisi Bencana Banjir Rob
Rob adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan, merupakan permasalahan yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari muka air laut.

b.   Kondisi Rob di Kota Semarang
Kota Semarang memiliki luas kawasan 37.070,39 ha dengan kepadatan penduduk sebanyak 1.376.798 jiwa. Dengan luas kawasan lebih dari 27 ribu hektar tersebut memiliki wilayah laut dengan garis pantai sepanjang 13,6 km.
Kota Semarang bagian utara dari tahun ke tahun tak pernah kering dari genangan air yang lebih dikenal dengan rob. Rob tertinggi biasanya terjadi di bulan April hingga Mei, yang ketinggiannya bisa mencapai 1,5 meter. Akibatnya, infrastruktur seperti jalan mudah rusak, saluran drainase tak berfungsi, aktivitas warga juga terganggu.
Kawasan Kota Lama yang di abad 18 menjadi pusat perdagangan, menjadi kumuh dan semakin ditinggalkan. Rob seringkali menggenangi jalan, gedung-gedung tua peninggalan Belanda, Pasar Johar, Terminal Terboyo, Pelabuhan Tanjung Emas, hingga Jalan Empu Tantular, yang merupakan salah satu akses menuju ke pelabuhan. Kawasan tersebut juga merupakan pintu keluar masuk ke dalam Kota Kota Semarang.
Pelabuhan Tanjung Mas pun mengalami genangan permanen. Rob juga sering menenggelamkan kawasan bongkar muat barang. Pada April 2012 lalu, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan ini lumpuh, karena jalan menuju dermaga diterjang rob. Abrasi di pesisir Semarang bagian timur pun cukup parah. Di Kelurahan Trimulyo, Genuk, misalnya, abrasi telah membuat garis pantai bergeser sekitar satu kilometer ke arah daratan. Kawasan genangan tersebut saat ini dimanfaatkan warga sebagai tambak bandeng.
Tak kurang dari 150 hektar tambak di kelurahan Tugu, Kota Semarang, hilang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Petani tambang rugi besar, karena 1 hektar tambak menghasilkan 25 – 40 juta per tahun.
Menurut Data Bapedda Kota Semarang, kawasan yang tergenang mencapai ± 86 km2 (23%) dan menggenangi 60.000 RT. Tak cuma itu, dari tahun 1991 – 2010, garis pantai mengalami kemunduran hingga 1,7 km dengan area genangan mencapai 1.211,2 ha. Atau setara dengan 1.460 kali lapangan sepakbola.

c. Penyebab terjadinya Rob di Kota Semarang
Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang terletak di pesisir. Dan wilayah pesisir merupakah kawasan yang rentan terhadap perubahan iklim. Naiknya muka air laut akibat pemanasan global akan menyebabkan daerah-daerah pesisir tergenang.
Data dari BMKG, suhu kota Semarang cenderung meningkat 0,2 – 0,5 oC, yang mendorong kenaikan muka air laut dan menenggelamkan sebagian daratan di pesisir utara Jawa. Diperkirakan kenaikan muka air laut di Pantura Jawa mencapai 6 – 10 mm per tahun. Tentu bisa dibayangkan, kota-kota di sepanjang pesisir utara Jawa dalam waktu 100 tahun ke depan akan tergenang air laut.
Kota Semarang sendiri diperkirakan, dalam waktu 20 tahun, pemanasan global akan menyebabkan kenaikan muka air laut setinggi 16 cm dan akan memberikan dampak kerusakan ruas jalan sepanjang 32 km. Tak kurang dari 3.522 rumah akan tergenang, sawah seluas 64,3 hektar dan 2.149 hektar tambak akan terpengaruh air asin.
Akibat perubahan iklim, Semarang tak cuma rentan oleh genangan (rob). Tapi juga oleh banjir, kekeringan, erosi dan abrasi. Apalagi ditambah tak adanya penahan gelombang, baik alami (mangrove) maupun buatan, makin membuat terkikisnya pesisir di sepanjang pantai utara Jawa. Data Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang mencatat, tak kurang dari 10.000 hektar tambang hilang karena abrasi di sepanjang tahun 2000 – 2003.
Perubahan iklim mengancam keberlanjutan sumber air Kota Semarang. Intrusi air laut telah menyebabkan sumber-sumber air terkontaminasi. Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya aktivitas industri, perdagangan dan jasa juta turut meningkatkan kebutuhan air. Dan akibatnya, air bawah tanah banyak digunakan. Ini berdampak pada lan subsidence yaitu turunnya elevasi tanah dan mengakibatkan air laut cepat naik ke daratan.
Keterbatasan persediaan air permukaan menyebabkan semakin meningkatnya pemanfaatan air bawah tanah. Pengambilan air bawah tanah yang berlebih tanpa diimbangi dengan peningkatan infiltrasi air akan menyebabkan terjadi penurunan tanah. Kota Semarang mengalami penurunan tanah antara 1 – 9 cm per tahun akibat dari pengambilan air bawah tanah yang berlebih tanpa diimbangi dengan peningkatan infiltrasi air.
Selain itu, akibat degradasi lingkungan dari semakin banyaknya jumlah manusia yang menempati kawasan pesisir juga mempengaruhi terjadinya rob ini.

d.      Upaya penanggulangan bencana Rob di Kota Semarang
Berikut upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi bencana banjir rob di Kota Semarang :
-          Konservasi mangrove yang dapat dilakukan di pesisir pantai utara Jawa terutama di Semarang karena dapat menahan terjadinya abrasi dan meminimalisir naiknya air pasang ke daratan
-          Pembuatan breakwater yaitu bangunan di tepi pantai yang fungsinya untuk memecah fokus ombak agar ombak yang ke tepi daratan menjadi kecil sehingga dapat meminimalisir rob
-          Jika AMDAL disetujui dan dana tersedia, akan sangat cepat dan lebih permanen dibangun Sea Wall dalam mengatasi rob karena konstruksi bangunan pantai ini berdiri tegak sejajar dengan garis pantai sehingga air laut tidak bisa naik karena tertahan oleh bangunan ini
-          Membatasi pengeboran air dengan skala dalam yang dapat mengakibatkan terus turunnya elevasi tanah dan dapat diganti dengan membuat inovasi alat filtrasi air yang saat ini sedang dikembangkan oleh Mahasiswa Undip yaitu filtrasi dengan bahan baku nano komposit batang jerami padi.
-          Membatasi pembangunan kawasan Perumahan maupun Industri di sempadan pantai karena mengakibatkan turunnya muka tanah dan naiknya air laut
-          Mengelola drainase kampung secara rutin yang dapat dilakukan masing-masing RT hingga kelurahan karena kesadaran masyarakat ini juga merupakan faktor terpenting untuk menjaga lingkungan agar terhindar dari rob
-          Pembuatan polder yang saat ini sedang dibangun seperti polder banger dapat menampung air genangan dari warga yang nantinya disedot dan dialirkan ke kolam retensi. Karena ketika volume air cukup besar dan tidak ada tempat yg mampu menampung air, maka air tsb harus dialirkan ke polder terlebih dahulu untuk selanjutnya disedot ke kolam retensi dan dialirkan ke laut.

III.                  PENUTUP

-         Kesimpulan :
Akibat perubahan Iklim yang signifikan dapat mengakibatkan bencana banjir pasang air laut atau yang lebih dikenal dengan rob. Semakin tahun air laut semakin naik dan garis pantai selalu bergerak ke arah daratan.
Dengan berbagai upaya Pemerintah juga telah berusaha untuk menanggulangi banjir rob ini meskipun masih belum banyak teratasi. Tetapi niat baik ini harus kita dukung agar bencana ini sedikit demi sedikit berkurang hingga tuntas.
Mari kita dukung dengan beberapa alternatif strategi baik alami yaitu penanaman mangrove hingga buatan ada break water, sea wall, polder, dll.

-         Saran
o   Pahamilah dengan benar makalah yang telah dibuat oleh penulis.
o   Seandainya muncul kesalahan dan kekeliruan dalam pengucapan maupun pembuktian, mohon untuk dimaklumi dan segera berikan sanggahan atau nasihat kepada penulis.
o   Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan terus kembangkanlah bagi pembaca budiman untuk selalu mengaplikasikan hasil ini di dalam kehidupan sehari - hari.

DAFTAR PUSTAKA

Bakti, L.M,. 2010. Kajian Sebaran Potensi Rob Kota Semarang dan Usulan Penanganannya.  Tesis. Program Studi Magister Teknik Sipil. Pascasarjana UNDIP. Semarang

BAPPEDA Semarang. 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang 2010-2030. Semarang

BNPB. 2008. Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.  Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 Tahun 2008 

Diposaptono, S., Budiman, & Agung, F. 2009. Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Penerbit Buku Ilmiah Populer. Bogor




Wirasatriya, A. 2005. Kajian Kenaikan Muka Laut Sebagai Landasan Penanggulangan Rob di Pesisir Kota Semarang. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Sumber Daya Air. Pascasarjana UNDIP. Semarang 

PERAN KONSULTAN QUANTITY SURVEYOR (QS) DALAM MERENCANAKAN ANGGARAN BIAYA


a   a. Definisi Quantity Surveyor dan Konsultan Quantity Surveyor
Quantity Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan.
Quantity Surveying adalah suatu bidang ilmu tentang ekonomi bangunan yang ada kalanya juga disebut Construction Cost Consulting.
Menurut Royal Institution of Chartered Surveyor (RICS), profesi QS didefinisikan sebagai : Profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan.
Konsultan Quantity Surveyor (QS) adalah Pihak penyedia jasa pekerjaan Quantity Surveyor yang dapat mewujudkan accountability terhadap proyek, memberikan good value for money kepada pemilik proyek (owner) yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki ruang lingkup kerja mulai dari tahap pra tender, tender dan pasca tender. Quantity Surveyor akan lebih bermanfaat apabila dilibatkan sejak tahap awal proyek/pekerjaan.
Quantity Surveyor membantu Project Manager (PM) menjembatani kebutuhan dan keinginan setiap pihak yang terlibat. (Client, Arsitek, Kontraktor, dan Engineer (Mekanikal dan Elektrikal))
Dengan memiliki pengetahuan tentang biaya dan tata cara serta prosedur kontrak maka seorang Quantity Surveyor dapat memberi saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran biaya yang ditetapkan.
Seorang Quantity Surveyor selain dapat berperan sebagai konsultan profesional dalam membantu pemilik dari segi keuangan dengan mengendalikan biaya proyek serta menangani aspek legal pelaksaanaan proyek juga dapat berperan dalam membantu pekerjaan kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak. Dalam hal bertindak sebagai ‘konsultan’ yang memberi saran tentang biaya pembangunan, maka peran Quantity Surveyor sejalan dengan peraturan pemerintah yang hingga saat ini masih berlaku yaitu yang berkaitan dengan Keppres 80 tahun 2003 tentang kewajiban pengguna jasa memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian (Pasal 13 ayat 1). Namun sayangnya pasal tersebut tidak menyebutkan secara eksplisit keahlian yang dituntut.

      b.      Peran  Konsultan Quantity Surveyor
Peran seorang Quantity Surveyor (QS) dalam suatu proyek dibagi dalam 2 tahap pekerjaan/fase, yaitu :
·         Tahap Pra Kontrak

1.      Rencana pekerjaan (Project brief)
Rencana pekerjaan (The Project Brief) adalah sebuah dokumen kunci yang berisi arahan, lingkup pekerjaan  dan bentuk kontrak antara pihak-pihak yang terkait. Dalam sebuah proyek konstruksi dokumen ini menjadi bagian dari rencana pelaksanaan proyek. Selain itu, Studi Kelayakan (Feasibility studies) dilakukan pada tahap ini untuk memperoleh gambaran dan kelayakan suatu proyek. Quantity Surveyor memberikan saran kepada owner dari segi ekonomi (Cost Planning, Estimating, Cost Analysis, Cost-in-use Studies dan Value Management ). Tahap selanjutnya adalah Perkiraan Awal (Preliminary estimates). Perkiraan awal dalam hal ini adalah pembiayaan awal diperoleh berdasarkan sketsa awal dari arsitek (data dan sketsa awal).
Menurut Mirza (2009), pendekatan yang digunakan oleh Quantity Surveyor untuk menghitung volume dan merinci pekerjaan umumnya menggunakan aturan baku dalam bentuk yang biasa disebut Standard Method of Measurement (SMM); dikarenakan di  Indonesia belum memiliki SMM sendiri maka biasanya mengacu pada:
·         Hong Kong Standard,
·         Singapore Standard,
·         Malaysian standard
·         UK Standard maupun
·         POMI (Procedure of Measurement International)
Pendekatan dengan menggunakan SMM dan harga yang pernah dikerjakan sesuai harga berlaku saat ini untuk membuat rencana anggaran pada awal kerja dapat dilakukan dengan akurat.

2.      Desain
Pada tahap ini seorang Quantity Surveyor diminta mempersiapkan :
a.       Perkiraan biaya secara detail (Detail estimates)
Perkiraan biaya secara detil berdasarkan gambar desain dari     arsitek,dan perkiraan pembiayaan ini sebaiknya ditelaah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada klien.
            b.  Bill of Quantities
Bila tahap desain dan penggambaran selesai, Quantity Surveyor menyiapkan Bill of Quantities berikut spesifikasinya yang nantinya akan digunakan kontraktor untuk mengikuti tender. Disini Quantity Surveyor bertindak sebagai seorang profesional pembiayaan. Quantity Surveyor dari pihak Kontraktor membantu menyiapkan dokumen tender berikut alternatif harga biaya proyek sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan. Sebuah form atau dokumen perencanaan biaya perlu disiapkan untuk memonitor dan mengkontrol biaya konstruksi selama tahap konstruksi berlangsung.
Bill of Quantities berfungsi sebagai berikut :
·         Sebagai rincian (breakdown) dari harga tender dan berisi informasi dari pihak penender (tenderers);
·         Sebuah perkiraan pengukuran dari pekerjaan untuk harga tender yang nantinya akan digunakan dalam kontrak, merupakan dokumen pengukuran dalam kontrak.
·         Sebuah dokumen akan nilai setiap item pekerjaan. Dasar untk mengukur nilai pekerjaan yang telah selesai untuk keperluan hal pembayaran.
b.      Rencana Kerja dan Syarat (Writing of specifications)
Selama tahap desain ini seorang Quantity Surveyor memastikan
bahwa biaya proyek tidak melebihi rencana anggaran yang ada. Penambahan item pekerjaan dan pembiayaan sudah diperkiraan dan masuk dalam saving pembiayaan.
Spesifikasi merupakan hal yang sangat penting dan vital bagi suplier, pembeli, dan para pengguna material, produk atau jasa untuk mengerti dan menyetujui semua permintaan dan syarat yang ada. Spesifikasi merupakan sebuah standar yang biasanya direferensikan oleh kontraktor atau dokument lelang yang memberikan detail yang diperlukan tentang sebuah permintaan khusus atau tertentu. Spesifikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah pernyataan akan permintaah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam procurement dari sumber eksternal. Selain itu spesifikasi juga merupakan permintaan operasional, permintaan kebutuhan, permintaan jasa dan output berdasar spesifikasi. Tujuan adanya spesifikasi ini adalah memberikan kejelasan, keakuratan dan deskripsi yang cukup pada suplier sehingga permintaan dan kebutuhan yang ada bisa diterjemahkan dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali pihak suplier juga dilibatkan dalam negosiasi spesifikasi ini.

                   
3. Tender
Quantity Surveyor biasanya terlibat dalam penyiapan dokumen tender. Selain itu seorang Quantity Surveyor juga terlibat dalam menilai tender dan juga dimintai pendapat, saran dan masukan mengenai tipe/jenis kontrak ataupun tentang isi klausul/pasal khusus di dalam kontrak kerja yang akan dilaksanakan.  Quantity Surveyor harus mengerti dan mampu membaca gambar kerja dari arsitek dan enngineer dan pengukuran lapangan sehingga mampu mengukur dan menghitung secara detil dan akurat. Dari pengukuran itu, Quantity Surveyor bisa menilai harga elemen-elemen pekerjaan yang ada sesuai dengan harga yang ada di pasaran. Dengan demikian nilai perkiraan harga tender kontrak dapat dibuat. Hasil ini dapat digunakan klien untuk memilih penender yang sesuai dan baik.

·         Tahap Pasca Kontrak
1.      Penilaian Lahan (Site valuation)
Penilaian site/ lapangan proyek tentang status proyek  tersebut. Verifikasi pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan oleh kontraktor , yang melibatkan seluruh pihak terkait proyek (Kontraktor, Arsitek, Engineer, Klien).
2.      Dokumen Pembiayaan Berkala  (Progress payment)
Dokumen pembayaran berkala (biasanya setiap bulan, tergantung kontrak). Quantity Surveyor menyiapkan dokumen pembayaran ini dengan persetujuan dari arsitek, engineer, dan client. Dokumen dikeluarkan untuk pembayaran ke kontraktor secara berkala selama pekerjaan berlangsung
3.      Dokumen Akhir Pembiayaan (Final account)
Dokumen pembiayaan total, diterbitkan di akhir proyek (selesai) dan disyahkan oleh pihak berwenang (pemerintah/ badan hukum). Sebagai bentuk dokumen kerjasama antara kontraktor dan client (referensi pengalaman kontraktor).
4.      Saran dan masukan kontrak (Contractual advisor)
Quantity Surveyor adalah penasehat profesional dalam proyek konstruksi . Quantity Surveyor memberikan saran dan masukan dalam pembuatan kontrak kerja konstruksi (jenis, isi/ klausul).
Lingkup Pelayanan (Core services) Konsultan Quantity Surveyor :
·         Perencana Biaya (Cost Planning)
·         Life Cycle Costing
·         Value Management
·         Facilities Management
·         Project Management
·         Preliminary Cost Advice
·         Procurement Methods
·         Contractual Advice
·         Tendering
·         Valuation of Construction Work
·         Cost Control & Financial Management
·         Financial Claims & Programme Analysis
·         Dispute Resolution
·         Insurance Advice

      Bagan Posisi Konsultan Quantity Surveyor :